Ikuti Kami di ...

Premium WordPress Themes

Pengertian Keperawatan lengkap


Asuhan keperawatan
1. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien
/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan
berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien.
Baca selengkapnya dengan klik judul di atas

Keperawatan pada pasien fraktur femur


I. DEFENISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
II. FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. 


Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
III. KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul
dan Melalui kepala femur (capital fraktur)
· Hanya di bawah kepala femur
· Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
· Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih
besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
· Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2
inci di bawah trokhanter kecil.
IV. PATOFISIOLOGI
A. Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
· Osteoporosis Imperfekta
· Osteoporosis
· Penyakit metabolik
TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :
  • Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
  • Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
TANDA DAN GEJALA
· Nyeri hebat di tempat fraktur
· Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
· Rotasi luar dari kaki lebih pendek
· Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
PENATALAKSANAAN MEDIK
· X.Ray
· Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
· Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
· CCT kalau banyak kerusakan otot.
TRAKSI
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
  1. Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban <>
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
  1. Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :
· Mengurangi nyeri akibat spasme otot
· Memperbaiki dan mencegah deformitas
· Immobilisasi
· Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).
· Mengencangkan pada perlekatannya.
MACAM - MACAM TRAKSI
  1. Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.
  1. Traksi Ekstension (Buck’s Extention)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
  1. Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.
  1. Traksi Russell’s
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
  1. Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat Perjalanan penyakit
· Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan
· Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma
· Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll
· Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan
· Kehilangan fungsi
· Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
· Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama
· Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita
· Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut
· Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir
c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan
· Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan
· Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema
2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
- Deformitas yang nampak jelas
- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera
- Laserasi
- Perubahan warna kulit
- Kehilangan fungsi daerah yang cidera
c. Palpasi
· Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
· Krepitasi
· Nadi, dingin
· Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak

Gangguan rasa nyaman:
Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemasPotensial infeksi se- hubungan dengan luka terbuka.
Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi.

Keperawatan pada dewasa


Pertumbuhan
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1.      Fase dewasa awal
          Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:

a.      mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b.      mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan  yang intim di      luar
c.       mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d.      mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e.      mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

2.      Fase Dewasa tengah
          Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.

a.      Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1)      Teori Erikson
                        Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

2)      Teori Havighurst
                        Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:
a)      Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b)      Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c)      Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d)      Mengembangkan aktivitas luang
e)      Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f)       Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g)      Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
b.      Tahap-tahap perkembangan
1)      Perkembangan fisiologis
                        Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.

2)      Perkembangan kognitif
                        Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3)      Perkembangan psikosial
                        Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.

3.      Fase dewasa akhir
          Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:

a.      Menurunnya keadaan jasmaniah
b.      Perubahan susunan keluarga
c.       Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
d.      Penurunan fungsi tubuh

Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power  Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan  ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah:

1.      Tingkat perkembangan yang mundur
2.      Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3.      Tidak ada motivasi
4.      Kesehatan yang buruk
5.      Cacat tubuh
6.      Tingkat kecerdasan yang rendah
   7. Tingkat adaptasi yang jelek

1.      Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power  Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindromAdanya penyakit kronis
     Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan sampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi.
2.      Tingkat kesejahteraan
     Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah. Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan.
3.      Membentuk kebiasaan sehat yang positif
     Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan sehingga menjadi cara perilaku individu yang biasa.