Ikuti Kami di ...

Premium WordPress Themes

Konsep Holistik dalam Keperawatan


Pada MK Transcultural Nursing, pernah kami diminta “curhat” terkait topik yang disampaikan yaitu tentang menjadi perawat holistik. Karena curhatan ini dikumpulin, aku menulisnya formal…gak dimulai dengan “dear diary…” 


Mempelajari konsep holistic nursing melalui perkuliahan dan membaca chapter“Transpersonal Human Caring and Healing” dalam buku Holistic Nursing memperluas pengetahuan sekaligus memberi pemahaman baru pada saya tentang konsep perawatan holistik. Semula konsep holistik hanya menjadi slogan bio-psiko-sosio-spiritual. Namun kini konsep holistik menjadi sesuatu yang sangat menarik.
Konsep holistik memberi paradigma baru perawat sebagai seorang healer, melakukan proses healing yang mengintegrasikan body, mind, dan spirit pasien dengan teknologi medis. Tentang healing system, Janet F. Quinn dalam chapter “Transpersonal Human Caring and Healing” menulis:
A true health care system in which people can receive adequate, nontoxic, and noninvasive assistance in maintaining wellness and in healing for body, mind, and spirit, together with the most sophisticated, aggressive curing technologies available.
Untuk itu perawat perlu memperhatikan aspek sosal budaya pasien, yang seringkali dikesampingkan dalam praktek medis modern saat ini.
Keunikan konsep healing dibanding pengobatan (curing) adalah healing tidak hanya berfokus pada kesembuhan organ-organ tubuh yang terkena penyakit, namun juga pada bagaimana orang tersebut menerima kenyataan penyakit yang dideritanya, bagaimana berinteraksi sosial dengan kondisinya sekarang,  membuat pilihan atas teknologi atau cara penyembuhan yang dipilih, bahkan bagi penderita penyakit terminal bagaimana menerima kematian sebagai proses alamiah yang harus dihadapi. Dalam melakukan itu semua tentunya perawat harus dapat mengintegrasikan konsep healing ke dalam dirinya terlebih dahulu. Perawat tidak hanya melakukan (doing) namun juga menjadi (being).
Mengimplementasikan konsep tersebut tidak mudah bagi saya. Meski nampak sulit, saya melihat konsep ini lebih baik dari konsep tradisional. Konsep ini memberi tantangan bagi saya untuk mengimplementasikannya. Maka saya harus memulainya dari diri sendiri. Saya perlu memulainya dengan kejujuran memahami body, mind, spirit saya terlebih dahulu.
Saya menyadari bahwa saya memiliki kekurangan dan kelebihan. Contohnya: ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat saya mudah panik, atau agak sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Tetapi di lain sisi saya memiliki toleransi yang baik terhadap budaya berbeda, dan memiliki motivasi tinggi untuk belajar. Saya sadar bahwa saya harus mengelola kekurangan dan kelebihan saya dengan baik sehingga menjadi energi positif.
Selain itu, saya juga harus terus belajar, memperluas wawasan tentang konsep holistik. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat, demikian pula dengan ilmu keperawatan. Saya harus mengikutinya dan terlibat di dalamnya. Konsep holistik dapat terus berkembang sesuai dengan karakteristik geografis, sosial, dan budaya masing-masing bangsa. Ini tantangan bagi perawat Indonesia untuk mengembangkan konsep perawatan holistik yang berorientasi pada kearifan lokal. Tidak berhenti pada konsep, saya harus mempraktekkan keperawatan holistik. Berupaya melakukan proses healing pada diri dan pasien. Berusaha untuk melakukan sekaligus menjadi (doing and being).
Untuk itu semua, tentunya saya akan terus berdoa kepada Allah swt. agar apa yang saya inginkan dan rencanakan bisa tercapai, agar perawat dapat memberikan lebih banyak manfaat.
reza-indra.blogspot.com

0 komentar: