Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi ( Moenajat, 2001).
B. ETIOLOGI
Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke
tubuh melelui konduksi atau radiasi elektromagnitik.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3 fase,
yaitu :
1. Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi
gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis
bersifat sistemik.
2. Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah
inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi
maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar
berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
C. PATOFISOLOGI
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas
pembuluh darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam
sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan
hemokonsentrasi. Burn shock ( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang
sering terjadi, manisfestasi sistemik tubuh trhadap kondisi ini adalah :
1. Respon kardiovaskuiler
perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui
kebocoran kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta
edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung Hemokonsentrasi sel
darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
2. Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR
menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal
3. Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan
neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukan luas. Pemasangan NGT
mencegah terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi.
4. Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari
organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan
mikroorganisme masuk kedalam luka.
D. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan
terapi dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab,
kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni :
1. Berdasarkan penyebab
o
Luka bakar karena api
o
Luka bakar karena air panas
o
Luka bakar karena bahan kimia
o
Laka bakar karena listrik
o
Luka bakar karena radiasi
o
Luka bakar karena suhu rendah
(frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
- Kulit kering, hiperemi berupa eritema
- Tidak dijumpai bulae
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
b. Luka bakar derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis dan
sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.
- Dijumpai bulae.
- Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
- Dasar luka berwarna merah atau
pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu :
- Derajat II
dangkal (superficial)
o
Kerusakan mengenai bagian
superfisial dari dermis.
o
Organ-organ kulit seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
o
Penyembuhan terjadi spontan
dalam waktu 10-14 hari.
- Derajat II dalam (deep)
o
Kerusakan mengenai hampir
seluruh bagian dermis.
o
Organ-organ kulit seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.
o
Penyembuhan terjadi lebih lama,
tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari
sebulan.
c. Luka bakar derajat III
- Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
- Tidak dijumpai bulae.
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
-
Luka bakar dengan luas lebih
dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak.
-
Luka bakar fullthickness lebih
dari 20%.
-
Terdapat luka bakar pada
tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
-
Terdapat trauma inhalasi dan
multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.
-
Terdapat luka bakar listrik
bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
-
Luka bakar dengan luas 15-25%
pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
-
Luka bakar fullthickness kurang
dari 10%.
-
Tidak terdapat luka bakar pada
tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan
Griglak (1992) adalah :
-
Luka bakar dengan luas kurang
dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak.
-
Luka bakar fullthickness kurang
dari 2%.
-
Tidak terdapat luka bakar di
daerah wajah, tangan, dan kaki.
-
Luka tidak sirkumfer.
-
Tidak terdapat trauma inhalasi,
elektrik, fraktur.
Ukuran luas luka bakar
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan
beberapa metode yaitu :
1. Rule of nine
-
a Kepala dan leher : 9%
-
a Dada depan dan belakang : 18%
-
a Abdomen depan dan belakang :
18%
-
a Tangan kanan dan kiri : 18%
-
a Paha kanan dan kiri : 18%
-
a Kaki kanan dan kiri : 18%
-
a Genital : 1%
2. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap
dijelaskan dengan diagram Lund
dan Browder sebagai berikut:
E. KOMPLIKASI LANJUT LUKA
BAKAR
-
q Hypertropi jaringan.
-
q Kontraktur.
F. PENATALAKSANAAN
1. Penanggulangan terhadap shock
2. mengatasi gangguan keseimbangan cairan
- Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah dimodifikasi yaitu :
- 24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB.
-
½ bagian diberikan dalam 8 jam
pertama (dihitung mulai dari jam kecelakaan).
-
½ bagian lagi diberikan dalam
16 jam berikutnya.
- 24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
- Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 – 0,5 cc/kg/%).
3. Mengatasi gangguan pernafasan
4. Mengataasi infeksi
5. Eksisi eskhar dan skin graft.
6. Pemberian nutrisi
7. Rahabilitasi
8. Penaggulangan terhadap gangguan psikologis.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Diagnosa medis
2. pemeriksaan dignostik
-
laboratorium : Hb, Ht,
Leucosit, Thrombosit, Gula darah, Elektrolit, Ureum, Kreatinin, Protein,
Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, Analisa gas darah (bila diperlukan), dan
lain – lain.
-
Rontgen : Foto Thorax, dan
lain-lain.
-
EKG
-
CVP : untuk mengetahui tekanan
vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari 30 % dewasa dan lebih dari
20 % pada anak.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN LUKA BAKAR
Diagnosa Keperawatan 1:
Tidak efektifnya pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas.
Tujuan :
Oksigenasi jaringan adekuat
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
- Frekuensi nafas 12 - 24 x/mnt
- SP O2 > 95
Intervensi :
- kaji tanda-tanda distress nafas, bunyi, frekuensi, irama, kedalaman nafas.
- monitor tanda-tanda hypoxia(agitsi,takhipnea, stupor,sianosis)
- monitor hasil laboratorium, AGD, kadar oksihemoglobin, hasil oximetri nadi,
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan endotracheal tube atau tracheostomi tube bila diperlukan.
- kola bolarasi dengan tim medis untuk pemasangan ventilator bila diperlukan.
- kolaborasi dengan tim medis untuik pemberian inhalasi terapi bila diperlukan
Diagnosa Keperawatan 3:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d banyaknya
penguapan/cairan tubuh yang keluar.
Tujuan :
Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi
organ vital tercapai
Kriteria Hasil:
- BP 100-140/60 –90 mmHg
- Produksi urine >30 ml/jam (minimal 1 ml/kg BB/jam)
- Ht 37-43 %
- Turgor elastis
- Mucosa lembab
- Akral hangat
- Rasa haus tidak ada
Intervensi :
·
Berikan banyak minum kalau
kondisi lambung memungkinkan baik secara langsung maupun melalui NGT
·
Monitor dan catat intake,
output (urine 0,5 – 1 cc/kg.bb/jam)
·
Beri cairan infus yang
mengandung elektrolit (pada 24 jam ke I), sesuai dengan rumus formula yang
dipakai
·
Monitor vital sign
·
Monitor kadar Hb, Ht,
elektrolit, minimal setiap 12 jam.
Diagnosa Keperawatan 4 :
Nyeri b.d kerusakan kulit dan tindakan pencucian .
Tujuan :
Nyeri berkurang
Kriteria Hasil:
- Skala 1-2
- Expresi wajah tenang
- Nadi 60-100 x/mnt
- Klien tidak gelisah
Intervensi :
·
Kaji rasa nyeri
·
Atur posisi tidur senyaman
mungkin
·
Anjurkan klien untuk teknik
rileksasi
·
Lakukan prosedur pencucian luka
dengan hati-hati
·
Anjurkan klien untuk
mengekspresikan rasa nyeri yang dirasakan
·
Beri tahu klien tentang
penyebab rasa sakit pada luka bakar
·
Kolaborasi dengan tinm medis
untuik pemberian analgetik
Diagnosa Keperawatan 5:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
metabolik(BMR)
Tujuan :
Intake nutrisi adekuat dengan mempertahankan 85-90% BB
Kriteria Hasil:
- Intake kalori 1600 -2000 kkal
- Intake protein +- 40 gr /hari
- Makanan yang disajikan habis dimakan
Intervensi :
·
kaji sejauh mana kurangnya
nutrisi
·
lakukan penimbangan berat badan
klien setiap hari (bila mungkin)
·
pertahankan keseimbangan intake
dan output
·
jelaskan kepada klien tentang
pentingnya nutrisi sebagai penghasil kalori yang sangat dibutuhkan tubuh dalam
kondisi luka bakar.
·
Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian nutrisi parenteral
·
Kolaborsi dengan tim ahli gizi
untuk pemberian nutrisi yang adekuat.
Diagnosa Keperawatan 6:
Risti infeksi b.d kerusakan integritas kulit
Tujuan :
Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil:
- Suhu 36 – 37 C
- BP 100-140/60 –90 mmHg
- Leukosit 5000 -10.000.ul
- Tidak ada kemerahan, pembengkakan, dan kelainan fungsi
Intervensi :
·
Beritahu klien tentang tindakan
yang akan dilakukan
·
Cuci tangan sebelum dan sesudah
melekukan tindakan
·
Gunakan sarung tangan steril,
masker, penutup kepala dan tehnik aseptic selama dalam perawatan
·
Kaji sampai dimana luas dan
kedalaman luka klien, kalau memungkinkan beritahu klien tentang kondisinya
·
Kaji tanda-tanda infeksi
(dolor, kolor, rubor, tumor dan fungsiolesa)
·
Lakukan ganti balutan dengan
tehnik steril, gunakan obat luka (topical)yang sesuai dengan kondisi luka dan
sesuai dengan program medis
·
Monitor vital sign
·
Petahankan personal hygiene
Diagnosa Keperawatan 7:
Gangguan mobilisasi b.d keruskan jaringan dan kontraktur
Tujuan :
Mobilitas fisik optimal
Kriteria Hasil:
- OS mampu melakukan ROM aktif
- Tidak ada tanda-tanda kontraktur daerah luka bakar
- Kebutuhan sehari-hari terpenuhiA
Intervensi :
·
Kaji kemampuan ROM (Range Of Motion )
·
Ajarkan dan anjurkan klien
untuk berlatih menggerakan persendian pada eksteremitas secara bertahap.
·
Beri support mental
·
Kolaborasi dengan tim
fisioterapi
·
untuk program latihan
selanjutnya
Diagnosa Keperawatan 8:
Cemas/takut b.d hospitalisasi/prosedur isolasi
Tujuan :
Rasa cemas/takut hilang dan klien dapat beradaptasi
Kriteria Hasil :
- Klien terlihat tenang
- Os mengerti tentang prosedur perawatan luka bakar
Intervensi :
·
Kaji sejauh mana rasa/takut
klien
·
Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
·
Beri tahu klien tentang
prosedur perawatan luka bakar
·
Jelaskan pada klien mengapa
perlu dilakukan perawatan dengan prosedur isolasi
·
Beritahu keadaan lokasi tempat
klien rawat
Diagnosa Keperawatan 9:
Gangguan body image b.d perubahan penampilan fisik
Tujuan :
Gangguan body image
Kriteria Hasil:
- Daerah luka bakar dalam perbaikan
- OS dapat menerima kondisinya
- OS tenang
Intervensi :
·
Kaji sejauh mana ras khawatir
klien tentang akibat luka bakar
·
Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
·
Lakukan prosedur perawatan yang
tepat sehingga tidak terjadi komlikasi berupa cacat fisik
·
Beri support mental dan ajak keluarga
dalam memberikan support
Diagnosa Keperawatan 10:
Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, prognosis dan
perawatan luka bakar b.d kurangnya informasi
Tujuan :
Klien mengetahui tentang kondisi luka bakar, prognosisi dan
perawatan luka bakar
Kriteria Hasil :
- Klien terlihat tenang
- Klien mengerti tentang kondisinya
Intervensi :
·
Kaji sejauh mana pengetahuan
klien tentang kondisi, prognosis dan harapan masa depan
·
Diskusikan harapan klien untuk
kembali kerumah, bekerja dan kembali melakukan aktifitras secara normal
·
Anjurkan klien untuk menentukan
program latihan dan waktu untuk istirahat
·
Beri kesempatan pada klien
untuk bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahuinya.
Tweet |
1 komentar:
Lucky Days Casino: Play Slots For Free or Real Money
Lucky Days Casino Review - We've got you 텐벳 먹튀 covered! Lucky Days Casino 바카라커뮤니티 is 승인전화없는 가입머니 a 벳 인포 스포츠 토토 분석 no-deposit casino that's available to players in Australia and New 사카미치 마루 Zealand.
Posting Komentar